ESAI
“INOVASI OLAHAN PANGAN DARI SINGKONG (Manihot esculenta crantz) MENJADI MIE SINGKONG”
Perkembangan pola komsumsi masyarakat Indonesia terhadap kebutuhan asupan karbohidrat mengalami sebuah peningkatan. Peningkatan konsumsi sumber karbohidrat justru berasal dari produk olahan tepung terigu yaitu mie instan. Hasil survei Susenas menunjukan bahwa selama tahun 1996-2011 terjadi peningkatan pangsa pengeluaran rumah tangga masyarakat Indonesia yang dialokasikan untuk membeli produk mie instan mencapai 5.9 % per tahun. Data World Instan Noodles Association (WINA) mengkonfirmasi bahwa tahun 2013 konsumsi mie instan di Indonesia mencapai 14.9 milliar perbungkus. Tingginya konsumsi mie di Indonesia menempatkan Indonesia sebagai negara pengomsumsi mie instan terbesar kedua di dunia setelah cina. Produksi mie instan yang terus melonjak akan memaksa kenaikan impor gandum dalam negeri. Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan akan sumber daya alamnya.
Beragam sumber pangan yang ada di Indonesia berpotensi untuk dikembangkan menjadi aneka pangan yang unik dan khas. Salah satunya adalah pangan lokal. Pangan lokal merupakan makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai potensi dan kearifan lokal. Indonesia mempunyai beragam pangan lokal sumber karbohidrat yang potensial diantaranya adalah singkong. Singkong, atau ubi kayu (Manihot esculenta crantz) sendiri merupakan tanaman perdu tahunan tropis dan subtropis dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai bahan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Tanaman singkong tingginya bisa mencapai 7 meter, dengan cabang yang sedikit. Ukuran rata-rata umbi adalah belang, panjang 2 hingga 3 cm dan panjang 50 hingga 80 cm, tergantung klon/varietasnya. Bagian dalam umbi berwarna putih atau kekuningan. Umbi singkong tidak dapat disimpan, meskipun ditempatkan di lemari es. Gejala kerusakan ditunjukkan dengan munculnya warna biru tua akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia. Pada tahun 2011 produksi singkong di Indonesia mencapai 24.044.025 ton, sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 24.177.327 ton (BPS Indonesia, 2012). Dalam pemanfaatan tanaman singkong selain umbinya, masyarakat juga memanfaatkan seluruh bagian dari tanaman ini mulai dari batang, daun, serta kulitnya.
Tingkat kebergantungan impor terigu yang tinggi perlu diatasi dengan pengolahan bahan pangan lokal. Pertumbuhan penduduk di Indonesia terjadi sekitar 1,5% tiap tahun, yang berati ada pertambahan lebih dari 3 juta penduduk setiap tahun yang perlu mendapatkan pangan. Hal ini turut menjadi masalah pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan merupakan upaya menganekaragamkan jenis pangan yang dikonsumsi, mencakup pangan sumber energi dan zat gizi, sehingga memenuhi kebutuhan akan pangan dan gizi sesuai dengan kecukupan baik ditinjau dari kuantitas maupun kualitasnya. Salah satu diversifikasi pangan non beras adalah pemanfaatan bahan pangan yang mengandung karbohidrat menjadi mie. Mie merupakan produk pangan komersial di kalangan masyarakat Indonesia. Mi singkong terbuat dari campuran tepung singkong dan tepung tapioka yang tidak memiliki protein gluten sebagai pembentuk struktur kenyal pada mi. Tepung singkong didominasi oleh pati amilopektin dengan kadar mencapai 87% (Akhmad et al., 2013).
Komentar
Posting Komentar