ESAI
“SUWEG (Amorphophallus paeoniifolius) SEBAGAI MAKANAN BERANEKA GIZI”
PENDAHULUAN
Indonesia adalah Negara tropis yang memiliki kenanekaragaman hayati. Walaupun begitu, kekayaan hayati di Indonesia masih banyak yang belum tereksplor secara maksimal. Selain itu, saat ini sedang marak terjadi eksploitasi dan pembakaran hutan yang dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati di Indonesia, sehingga hal tersebut menimbulkan permasalahan pada sektor pangan. Untuk mengatasi masalah tersebut masyarakat perlu melakukan inovasi pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari makanan berperan penting untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Apabila manusia tidak mendapatkan asupan pangan, manusia tidak akan bisa hidup. Oleh karena itu, pemenuhan pangan untuk setiap masyarakat perlu dilakukan tetapi, karena meningkatnya populasi manusia di bumi, diperlukanlah suatu cara untuk mengatasi masalah pangan di masyarakat.
Adapun batasan dalam pembahasan kali ini yaitu tentang inovasi pangan pada tanaman suweg. Tanaman Suweg (Amorphophallus campanulatus) merupakan tanaman umbi-umbian yang memiliki sumber karbohidrat. Tanaman suweg ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat Indonesia. Sebagai sumber bahan pangan, suweg sangat potensial, karena dari komposisi nya suweg mengandung protein, karbohidrat, kalsium, dan sebagainya. Pati suweg adalah tepung pati yang umbian tersebut selain sebagai makanan selingan makanan pokok karena kandungan karbohidratnya, juga diduga mempunyai khasiat obat. De, et al (2010) dalam penelitiannya menunjukan bahwa suweg mengandung alkaloid (senyawa basa bernitrogen yang terdapat pada tumbuhan), tannin (senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan), serta flavonoid (salah satu jenis antioksidan yang bekerja untuk menangkal radikal bebas dalm tubuh).
Maka dari itu, tujuan dari inovasi pangan suweg ini harus dilakukan karena kandungan yang dimilikinya bisa membuat suweg menjadi salah satu sumber makanan pokok dikemudian hari. Dalam mewujudkan suatu inovasi pangan yang berasal dari suweg dibutuhkan suatu landasan yang akan memudahkan pemecahan masalah. Oleh karena itu, digunakanlah buku karya Setijati Sastrapradja yang berjudul umbi- umbian. Dalam buku tersebut berisi pengembangan suweg sebagai alternatif bahan pangan.
Komentar
Posting Komentar